Tank
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Tank Amerika Serikat M1A1 Abrams.
Daftar isi[sembunyikan] |
[sunting] Garis besar
Tank adalah kendaraan tempur yang sangat kuat. Walau begitu, tank tidak beroperasi sendirian. Tank biasa dimasukkan dalam unit lapis baja pada pasukan terpadu, yaitu gabungan antara infanteri dan kavaleri lainnya. Tanpa dukungan unit lain, tank, walaupun memiliki pelindung tebal, tetap bisa dilumpuhkan oleh infanteri, ranjau, artileri, dan helikopter atau pesawat.[1] Tank juga tidak efektif di medan hutan dan perkotaan, di mana kemampuan jarak jauh tank jadi tidak bisa dipakai, penglihatan pengendara tank jadi terbatas, dan meriam tank mungkin tidak bisa berputar secara maksimal.Tank pertama kali dipakai pada Perang Dunia I untuk memecahkan kebuntuan perang parit, dan peran tank lama-kelamaan berevolusi untuk mengantikan peran kavaleri. Istilah tank (tangki) muncul pada saat pembuatan tank-tank pertama di pabrik-pabrik di Inggris: para pekerja diberitahukan bahwa mereka sedang membuat sebuah kendaraan pengangkut air beroda rantai, jadi pembuatan kendaraan tempur ini bisa dirahasiakan.[2]
Tank dan taktik kendaraan lapis baja telah berevolusi selama hampir seabad. Walaupun sistem senjata dan pelindung tank masih terus dikembangkan, banyak negara yang mulai mempertanyakan kebutuhan kendaraan berat seperti ini, khususnya dalam era perang non-konvensional.[3]
[sunting] Sejarah
[sunting] Perang Dunia I: Tank-tank pertama
Kondisi pertempuran Perang Dunia I di Front Barat membuat Angkatan Darat Inggris berpikir untuk mengembangkan kendaraan yang bisa menyeberangi parit, menghancurkan kawat berduri, dan tidak mempan ditembak senapan mesin. Prototipe tank pertama kali diuji oleh militer Inggris pada 6 September 1915.Tank pertama kali dipakai dalam perang ketika Kapten H. W. Mortimore membawa tank Mark I dalam Pertempuran Somme pada 15 September 1916. Perancis mengembangkan tank Schneider CA1 yang dibuat dari traktor Holt Caterpillar, dan pertama kali digunakan pada 16 April 1917. Penggunaan tank secara besar-besaran dalam pertempuran terjadi pada Pertempuran Cambrai pada 21 November 1917.
Perubahan-perubahan pada medan perang dan buruknya kinerja tank memaksa Sekutu untuk terus mengembangkan konsep tank ini. Tank terus berkembang pada Perang Dunia I, misalnya tank Mark V, yang dibuat sangat panjang sehingga bisa melewati parit-parit yang lebar sekalipun.
[sunting] Perkembangan desain dan taktik

Tank Vickers A1E1 Independent buatan Inggris ini dibatalkan dan tidak masuk jalur produksi, tapi mempengaruhi desain banyak tank lain.
[sunting] Tank pada Perang Dunia II
Perang Dunia II mendapati perkembangan pesat pada tank. Jerman misalnya, menggunakan tank-tank ringan seperti Panzer I yang sebelumnya digunakan hanya untuk latihan. Tank-tank ringan dan kendaraan lapis baja lainnya menjadi unsur paling penting dalam blitzkrieg. Namun, tank ringan ini kalah menghadapi tank Inggris dan lebih lagi melawan tank legendaris T-34 milik Uni Soviet. Dan pada akhir perang semua pihak telah secara drastis menambah ukuran meriam dan pelindung tank. Misalnya, Panzer I hanya memakai dua senapan mesin, dan Panzer IV, tank paling berat Jerman pada awal Perang Dunia II menggunakan meriam 75 mm kecepatan rendah, dan beratnya dibawah 20 ton. Pada akhir perang, tank sedang standar Jerman, Panther, menggunakan meriam 75 mm kecepatan tinggi, dan beratnya 45 ton.Perkembangan semasa perang lain adalah diperkenalkannya sistem suspensi yang jauh lebih baik. Mungkin hal ini terdengar tidak penting, tapi kualitas suspensi adalah penentu kinerja cross-country tank. Tank dengan suspensi yang buruk akan mengakibatkan getaran yang besar yang dirasakan pengendara, ini akan mengakibatkan sulitnya pengoperasian, mengurangi kecepatan, dan membuat penembakan sambil berjalan menjadi tidak mungkin. Sistem suspensi baru seperti sistem suspensi Christie atau suspensi torsion bar meningkatkan kinerja dan kecepatan secara drastis.[5]
Meriam berputar, yang sebelumnya tidak tersedia pada semua tank, dianggap sebagai hal yang sangat penting.[4] Meriam ini harus bisa digunakan melawan tank lain, jadi diusahakan sebesar dan sekuat mungkin, sehingga berarti tank cukup memiliki satu meriam yang harus sangat kuat. Akibatnya, desain tank dengan banyak meriam, seperti T-28 dan T-35 buatan Uni Soviet, ditinggalkan.
[sunting] Perang Dingin dan seterusnya
Setelah Perang Dunia II dan memasuki Perang Dingin, negara-negara maju dan adikuasa mengambil pelajaran dari Jerman dalam penggunaan kekuatan tank. Tambahan ancaman perang nuklir dan kimia membuat tank juga dilengkapi perlengkapan perang nuklir dan kimia. Kemajuan dalam teknologi meriam dan amunisinya membuat tank semakin ditakuti, dan masing-masing negara berlomba-lomba untuk menyempurnakan teknologinya.Namun justru ancaman terbesar tank saat ini adalah pasukan infanteri yang dilengkapi dengan persenjataan ringan yan memiliki daya hancur yang dahsyat, dengan mengembangkan peluru kendali anti-tank jinjing yang merupakan hasil pengembangan dari bazoka pada Perang Dunia II. Ditambah dengan berkembangnya kemampuan angkatan udara dengan helikopter tempur yang memiliki kemampuan anti-tank.
[sunting] Perlindungan
Tank tempur utama (Main battle tank, MBT) adalah kendaraan tempur yang memiliki perlindungan paling kuat di medan perang. Perlindungannya dirancang untuk melindungi tank dan pengendaranya dari semua bahaya, termasuk penetrator energi kinetik yang ditembakkan tank lain, peluru kendali anti-tank (ATGM) yang ditembakkan infanteri atau pesawat udara, dan ranjau. Tetapi jumlah perlindungan yang dibutuhkan untuk melindungi tank dari segala arah akan sangat berat dan tidak memungkinkan; oleh karena itu dalam perancangan sebuat tank harus ditemukan keseimbangan yang tepat antara perlindungan dengan berat.Ada banyak jenis perlindungan. Perlindungan yang paling sering ditemukan adalah perlindungan pasif, yaitu lapisan logam, baja, atau keramik. Tipe perlindungan yang lain adalah perlindungan reaktif. Perlindungan reaktif ini meledak ke arah luar, dan merubah arah proyektil yang datang. Perlindungan reaktif akan berupa balok yang ditempelkan, bukan lapisan yang permanen. Perlindungan reaktif cocok dipakai melawan proyektil berhulu ledak dan perlindungan pasif cocok melawan proyektil penetrator energi kinetik.
Pembagian ketebalan lapis baja tidak merata. Pada umumnya, lapisan paling tebal ada pada bagian depan tank dan bagian depan meriam. Lapisan pada samping dan atas tank biasanya lebih tipis, sedangkan bagian belakang tank–khususnya bagian di atas mesin–memiliki lapisan yang paling tipis.
[sunting] Persenjataan

Peluru penetrator energi kinetik.
Dahulu, meriam tank dibidik menggunakan mata saja sehingga kurang akurat, apalagi bila tank sedang berjalan ketika meriam akan ditembakkan. Sekarang tank modern memiliki banyak peralatan canggih untuk membantu meningkatkan akurasi. Giroskop digunakan untuk menstabilkan meriam utama; pengukur laser digunakan untuk menghitung jarak ke target; komputer digunakan untuk mengkalkulasikan ketinggian dan sudut tembak, dengan memperhitungkan kecepatan angin, suhu udara, dan faktor-faktor lainnya.

Tank M1 Abrams menembakkan meriam 120 mm.
[sunting] Mesin

Mesin tank Leopard 2.

Penggantian mesin M1A1 Abrams.
Mesin turbin juga populer pada tank-tank terbaru. Mesin ini bisa mengeluarkan tenaga yang besar dan lebih efisien dari mesin lainnya. Kelemahannya adalah, pada kecepatan paling rendah pun mesin ini tetap mengkonsumsi bahan bakar seperti biasa, yang jauh lebih banyak daripada mesin lain pada kecepatan rendah. Pada Perang Teluk, M1 Abrams Amerika Serikat membakar banyak bahan bakar hanya untuk tetap menyalakan peralatan infra-merah dan elektronik lainnya, sementara tank lain dapat menghemat bahan bakar dengan menurunkan kecepatan mesin.
[sunting] Pergerakan

Roda rantai pada tank Leclerc.
Meskipun begitu, logistik pergerakan tank tidak mudah. Di atas kertas, atau ketika uji coba selama beberapa jam, sebuah tank memang memiliki kemampuan off-road yang mengungguli kendaraan roda biasa apapun. Di atas jalananpun, kecepatannya juga tidak jauh berbeda dengan kendaraan lapis baja beroda biasa. Namun dalam prakteknya, kecepatan tinggi tank hanya bisa digunakan untuk beberapa saat, sebelum terjadi kerusakan mekanis. Tank tidak bisa senantiasa berjalan pada kecepatan tertinggi, dan harus berhenti secara rutin untuk melakukan perbaikan pencegahan agar selalu siap untuk bertempur.
Karena tank yang tidak bisa bergerak merupakan target yang mudah bagi mortir dan artileri, kecepatan biasanya tidak dipakai secara maksimum, dan selalu diusahakan untuk selalu menggerakan tank dengan kendaraan pengangkut tank atau kereta api, untuk menghemat tenaga tank. Tank pada akhirnya akan bergantung pada kereta api dan infrastruktur rel kereta api, karena tak ada angkatan bersenjata yang memiliki cukup banyak kendaraan pengangkut tank untuk mengangkut semua tank mereka. Karena itulah, jembatan rel kereta api dan stasiun rel kereta api merupakan target utama bagi mereka-mereka yang ingin memperlambat laju serangan tank.
[sunting] Catatan kaki
- ^ Eschel (2007), Assessing the performance of Merkava Tanks
- ^ Willmott (2003), First World War
- ^ Tomes (2004) in Relearning Counterinsurgency Warfare
- ^ a b Deighton (1979), Blitzkrieg, From the rise of Hitler to the fall of Dunkirk.
- ^ Deighton (1979), Blitzkrieg, From the rise of Hitler to the fall of Dunkirk, pp. 154
- ^ Thompson and Sorvig (2000), Sustainable Landscape Construction: A Guide to Green Building Outdoors, p.51
[sunting] Daftar pustaka
- Ogorkiewicz, Richard M. (15 Desember 1991). Technology of Tanks. Jane's Information Group, Coulsdon, Surrey. ISBN 0-7106-0595-1.
- Ogorkiewicz, Richard M.. Design and Development of Armored Fighting Vehicles.
- Time Life Books editors (15 Desember 1990). The Armored Fist. Time-Life Books, Alexandria Va.. ISBN 0-8094-8608-3; ISBN 0-8094-8704-7; ISBN 0-8094-8705-5.
- Weeks, John (15 Desember 1975). Men Against Tanks: A History of Anti-Tank Warfare. Mason Charter, New York. ISBN 0-88405-130-7; ISBN 0-7153-6909-1 (British printing).
- Macksey, Ken. Tank Warfare.
- Forty, G. The world encyclopedia of Tanks. Lorenz Books, 2006.
- Col. Eshel, David (2007), Assessing the performance of Merkava Tanks, Defense Update, http://www.defense-update.com/analysis/lebanon_war_3.htm, diakses pada 2008-05-16
- Wickert, Matthias (January 2007). "Electric Armor Against Shaped Charges: Analysis of Jet Distortion With Respect to Jet Dynamics and Current Flow". IEEE Transaction on Magnetics 43 (1): 426–429.
- Tomes, Robert R. (2004), Relearning Counterinsurgency Warfare, Parameters, http://www.army.mil/prof_writing/volumes/volume2/march_2004/3_04_1.html, diakses pada 2008-05-26
- Deighton, Len (1979), Blitzkrieg: From the rise of Hitler to the fall of Dunkirk, Fakenham: Fakenham Press Limited, ISBN 0-224-01648-2
- Thompson, William J. and Sorvig, Kim (2000), Sustainable Landscape Construction: A Guide to Green Building Outdoors, Island Press, hlm. 51, ISBN 1-55963-646-7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar